Selasa, 21 Oktober 2014

Waruga & Watu Tumotowa Kapoya


·         WARUGA & WATU TUMOTOWA KAPOYA

 

Watu Tumotowa Kapoya

Waruga "Opo Sarayar" Kapoya



        Objek wisata purbakala ini berada di Desa Kapoya, Kecamatan Suluun Tareran dengan jarak tempuh 30 menit dari pusat kota Amurang dengan mobil. Di tempat ini kita bisa melihat peninggalam megalitik berupa waruga “opo sarayar” di bwah kolong rumah penduduk bergaya minahasa dan watu tumotowa disampingnya yang kondisinya terawat dan insitu.


Kamis, 16 Oktober 2014

Watu Tumotowa (Menhir) Lelema


·         WATU TUMOTOWA (MENHIR) LELEMA


 

Watu Tumotowa Lelema Saat Dikunjungi Dosen Pariwisata Denmark Mr.Anders Arsen

       Objek wisata purbakala ini berasal dari zaman megalitik berada di pinggir Jalan Trans Sulawesi, Desa Lelema Kec. Tumpaan. Objek wisata ini dapat kita capai dengan waktu tempuh 18 menit dari pusat kota Amurang dengan mengunakan angkutan darat.  

     Watu Tumotowa berfungsi sebagai tanda peringatan dan lambang arwah nenek moyang. Oleh penduduk Watu Tumotowa digunakan sebagai batas desa, yang diletakkan di ujung perkampungan dan berfungsi sebagai penjaga desa. Selain itu masyarakat juga percaya bahwa Watu Tumotowa/mehir merupakan batu hidup yang bisa tumbuh dengan sendirinya. 

      Menurut Bpk. Jacob (budayawan Minahasa Selatan) watu tumotowa/ menhir Lelema merupakan watu tumotowa Dotu Muntu-untu. Watu Tumotowa Lelema ini merupakan menhir tertinggi yang berada di Kabupaten Minahasa Selatan.

Rabu, 15 Oktober 2014

Taman Purbakala "Niatakan" Tompaso Baru



·   TAMAN PURBAKALA  NIATAKAN (WATU PAHRERUAN” & “WATU TIWA)  TOMPASO BARU

Watu Niatakan - Di atas Puncak Bukit Niatakan - Pinaesaan - Tompaso Baru



        Objek wisata purbakala ini berada di Desa Pinaesaan Kecamatan Tompaso Baru dengan waktu tempuh 2 jam dengan angkutan darat dari pusat  kota Amurang. Daerah ini dikenal dengan nama “niatakan” yang dipercaya masyarakat sebagai tempat tinggal Toar dan Lumimuut. 


Toar & Lumimuut


Watu Niatakan - Puncak Bukit Niatakan -Pinaesaan - Tompaso Baru


         Di daerah ini kita bisa melihat sebaran-sebaran tinggalan purbakala berupa Batu Berdakon yang berada di atas bukit niatakan. Watu Tiwa yang merupakan batu tempat para leluhur atau para tonaas Minahasa melakukan sumpah, Rumah Batu yang diyakini sebagai tempat tinggalnya Toar dan Lumimuut, 
 

Watu Niatakan - Puncak Bukit Niatakan -Pinaesaan - Tompaso Baru

       

Watu Tiwa - Tompaso Baru


 

Taman Purbakala Niatakan - Pinaesaan




Tapak Kaki Di Atas Batu - Niatakan - Pinaesaan - Tompaso Baru


 

Niatakan - Tompaso Baru



Ada Beberapa Buah Lumpang Batu yang dikumpulkan sejak tahun 1998 oleh pemerhati budaya Minahasa Rinto Taroreh dan diletakkan di komplek watu tiwa ini. Objek wisata purbakala ini dirawat oleh Bapak Jangson Polimpung.




Watu Mamarimbing - Niatakan - Tompaso Baru ( Bersama Tim Arkeologi Manado )




Taman Purbakala Niatakan

 

Selasa, 07 Oktober 2014

Makam Penginjil NZG Pdt. SIBOLD ULVERS - Kumelembuai


·         Makam Pdt. SIBOLD ULVERS ( KUMELEMBUAI ) 



Dokumentasi Rumah Pdt Sibold Ulvers



Peralatan Ibadah yang pernah dipakai Pdt Sibold Ulvers



 

Lonceng Gereja Bertuliskan "Holland - Kumelembuai tahun 1884" Di GMIM Sentrum Immanuel Kumelembuai yang masih dipakai sampai sekarang ( Foto Krestian Gigir Februari 2014)



Makam Pdt. Sibold Ulvers Di Kumelembuai - Mianahasa Selatan

        Makam Misionaris Kristen Nederlandsch Zendeling Genootschap  ini terletak di Kumelembuai Satu, Kecamatan Kumelembuai samping SMP N Kumelembuai. Objek wisata sejarah ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam dengan angkutan darat. Semasa hidup beliau menyebarkan ajaran agama Kristen di wilayah Rumoong, Winalyan, Wakan, Karimbow, Tokin, Wanga, Malola, kumelembuay dan Minahasa sampai tutup usia pada tahun 1885. Ada beberapa barang peningalan di masa penginjilan Pdt. Sibold Ulvers berupa Lonceng Tua Belanda yang dibuat di Holland dan peralatan baptisan dan perjamuan kudus yang masih tersimpan di Gereja GMIM Sentrum Imanuel Kumelembuai. ( Krestian Gigir)